Monday 23 March 2015

Coretan Untuk Batu Akik



Usai bobok siang, sekitar jam 14.00 WIB hari Sabtu tgl 21 Maret 2015, sy memacu kuda besi sy untuk mengunjungi sebuah pameran batu aji (istilah puitis untuk batu akik yang popularitasnya tengah naik daun belakangan ini). Pameran itu diselenggarakan di JL.Kalinyamat, Pinggirsari, Ponorogo.  Menurut jadwal yang tercantum dibanner, pameran itu akan terselenggara tgl 21-22 Maret, dimulai jam 9.00-21.00 WIB. Disana sy bertemu dengan para penjual, yang mayoritas berasal dari Pacitan, dan ada juga yang berasal dari Jepara. Mereka memamerkan batuan alam yang indah, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ada yang jenisnya lavender, pancawarna, bacin, dan sebagainya. Ada batu yang sudah dibentuk menjadi mata cincin yang siap pakai, ada juga yang masih berupa bahannya.
Setelah kepo (bahasa anak muda sekarang yg artinya rasa ingin tau dan Tanya-tanya) pada mereka terkait dengan jenis batuan yang ada, akhirnya sy menanyakan harga yg sy harapkan cocok bagi kesehatan dompet sy (kata pepatah koplak “didalam dompet yang sehat, terdapat uang yang kuat”). Harga batu aji yang siap pakai paling murah adalah Rp.40 rb, namun sy lebih tertarik dengan batu lain yang harganya tidak mampu ditandingi oleh kekuatan uang sy. Sedih banget, ky anak kecil merengek minta mainan tapi ngga dituruti.
                Setelah asyik mengamati batu-batu alam disana (campur nyesek jg karena ngga mampu membeli), akhir sy memutuskan untuk pulang dan berniat untuk datang lagi keesokan harinya dengan uang yang cukup.
                Malamnya,sebelum tidur  setelah mencuci kaki tangan dan mendoakan mamah papah (jg terkenang lagunya Tasya Kannnnn??? Hehehe)    sy berdoa agar dipertemukan dengan orang-orang yang sy kangeni didlm mimpi, namun kenyataannya sy malah ketemu dengan penjual batu alam sy siangnya sempat sy temui, dan dia bilang bahwa batunya sudah habis termasuk yang sy minati. Itu adalah mimpi buruk yang menodai indahnya malam mingguku waktu itu.
                Keesokan harinya, sy kepameran batu aji itu skitar jam 20.00 WIB, sengaja agak malem krn sehabis kepameran sy langsung nonton bola di Ponorogo kota. Setelah tiba dipameran, dengan pakaian basah kuyup karena kehujanan, sy bertanya kepada penjaga disana dan mendapat kabar buruk bahwa para penjual telah pulang Karena hujan yang menjadikan pengunjung mulai sepi. Padahal menurut jadwal, acara berakhir jam 21.00 WIB. Kenyataan pahit itu membuat hati ini amat kacau, bagai anak kecil yang balon hijaunya meletus. Hiks hiks….. dan artikel ini sy tulis dengan hati yang kacau, karna gagal memiliki batu akik.
                Oya, kenapa sy dan banyak anak muda lainnya tertarik dengan akik yang semula dipandang sebelah mata, dan dipandang norak, akan sy tulis di lain artikel.   Sampan jumpa,

King Frenki Romadana

    Choose :
  • OR
  • To comment
No comments:
Write comments